jam weaker_yas

osmoregulasi dan ekresi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1902 Rudolf Hober merupakan orang yang pertama kali memunculkan istilah osmoregulasi untuk menyatakan kegiatan dari bermacam-macam mekanisme yang digunakan oleh makhluk hidup untuk mengendalikan pergerakan zat terlarut dan air. Namun demikian osmoregulasi juga diartikan sebagai mempertahankan tekanan osmotic cairan yang terdapat di dalam tubuh hewan yang besarnya berbeda dari tekanan osmotic medium lingkungannya. Sedangkan Ekskresi merupakan eliminasi atau pengeluaran zat buangan hasil metabolism dari tubuh makhluk hidup.
 Bila di tinjau lebih dalam, ternyata tidak cukup hanya mengendalikan distribusi air saja, tetapi komposisi ion dan distribusi ion di dalam cairan tubuh dan berbagai ruangan juga harus dikendalikan. Telah terbukti bahwa ada perbedaan macam dan jumlah ion antara cairan di dalam tubuh dengan cairan di luar tubuh hewan, bahkan antara ruang satu dengan ruang yang lain dalam tubuh hewan juga berbeda.

1.2  Rumusan Masalah
Makalah ini membahas tentang osmoregulasi dan ekskresi pada hewan, maka  dapat diuraikan menjadi  rumusan masalah, yaitu apa pentingnya mempelajari osmoregulasi dan ekskresi bagi kehidupan kita?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Karena Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2 macam proses yang berperan dalam homeostasis untuk mengatur dan menjaga kestabilan lingkungan internal pada makhluk hidup terhadap pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya.
 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osmoregulasi
Osmoregulasi diartikan sebagai sistem yang mempertahankan tekanan osmotic cairan yang terdapat di dalam tubuh hewan yang besarnya berbeda dari tekanan osmotic medium lingkungannya. Osmoregulasi juga disebut suatu pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan, misalnya pada ikan, sehingga proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal.
Osmoregulasi merupakan  suatu kegiatan yang luas dan rumit. Dalam kegiatan ini termasuk :
1.      Mekanisme keseluruhan yang digunakan untuk mengendalikan air dan zat terlarut yang terdapat di dalam tubuh.
2.      Alat-alat tubuh yang digunakan untuk proses ekskresi, yang dalam banyak hal lebih penting sebagai sistem pengaturan  bagi air dan zat terlarut.
3.      Kegiatan  sel yang merupakan dasar bagi sistem pengendalian.
Osmoregulasi juga berkaitan dengan :
1.      Tindakan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan.
2.      Fungsi homeostatic seperti pengaturan suhu dan pengaturan PH.
Osmoregulasi dilakukan dgn berbagai cara melalui:
1.      Ginjal
2.      Kulit
3.       Membran Mulut
2.1.1        Mekanisme Osmoregulasi
Hewan regulator hiperosmotik, seperti pada hewan-hewan terrestrial maupun hewan akuatik air tawar, mempunyai konsentrasi zat terlarut dalam tubuh yang lebih tinggi daripada lingkungannya, maka untuk tetap homeostasis hewan tersebut cenderung untuk, mengurai masuknya air ke dalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam tubuh. Memasukan garam-garam ke dalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk menjaga kestabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya.

2.2        Pengertian Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh khususnya sel dan darah. Sistem ekskresi pada hewan yaitu setiap permukaan yang bersifat permeabel dan yang langsung memisahkan ruangan yang berisi produk ekskresi dengan lingkungan luar adalah potensial sebagai tempat ekskresi.
Permukaan yang demikian termasuk membrane plasma pada hewan bersel tunggal, epidermis pada hewan invertebrate rendah, trachea pada artropoda, insang dan kulit pad ikan dan amfibia, paru-paru dah kulit pada hewan vertebrata tinggi. Sel yang membangun permukaan dengan lingkungan luar dan juga produk ekskresi dapat dengan segera berdifusi. Pada hewan yang lebih tinggi derajatnya terdapat organ ekskresi yang khusus dikembangkan untuk mengangkut produk ekskresi dari tubuh menuju lingkungan luar melalui suatu pembuluh. Organ ekskresi yang sangat penting dalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal.

2.2.1        Organ Yang Dapat Melakukan Ekskresi
Organ-organ yang dapat melakukan system ekskresi adalah :
1.      Epitelium Nasal (epitel rongga hidung) : lendir
2.      Kelenjar ludah : air, lendir
3.      Paru-paru : CO2, air, bahan organik mikro yang mudah menguap
4.      Hati : sampah Hb dari sel darah merah yang mati dalam bentuk pigmen bilirubin pada empedu
5.      Ginjal : air, urea, garam-garam à urine
6.      Kulit : air, garam-garam,  nitrogen à keringat



2.2.2        Proses Ekskresi Pada Ikan
Glomerulus dan kapsul Bowman berfungsi untuk: menyaring hasil buangan metabolik yg terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan masuk ke vena renalis. Protein tetap bertahan di dalam darah. Cairan ekskretori ini kemudian masuk ke tubuli ginjal. Glukosa,beberapa mineral dan cairan (solution) lainnya diserap kembali ke dalam darah.
Beberapa hormon ikut berperan dalam penyaringan dan penyerapan kembali. Hasil buangan metabolik yang tidak tersaring dan tidak terserap kembali akan masuk ke saluran pengumpul dan terus ke kantong air seni dan kemudian dikeluarkan melalui lubang perlepasan. Proses ekskresi pada ikan dilakukan melalui saluran pencernaan, kulit, ginjal (sebagian besar)

2.3        Peranan Osmoregulasi dan Ekskresi
Osmoregulasi dan ekskresi mempunyai peranan sebagai berikut :
1.      Mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme. Pengeluaran dan pembuangan ini harus terjadi untuk mencegah tidak seimbangnya ekuilibrium reaksi kimia. Banyak reaksi metabolic yang arahnya bolak balik. Arah reaksi tersebut ditentukan oleh pebandingan  antara reaktan dan produk sesuai dengan hukum  aksi massa.
2.      Mencegah terganggunya aktivitas metabolic dalam tubuh dengan cara mengekskresikan zat buangan. Zat buangan merupakan racun yang dapat mengganggu kerja enzim yang sangat penting dalam reaksi metabolic.
3.      Mengendalikan kandungan ion dalam ciran tubuh, garam berkelakuan seperti elektrolit yang lain dan dalam ciran tubuh akan terurai manjadi ion-ion. Contoh, garam-garam NaCL yang masuk kedalam tubuh melalui makanan akan tampil sebagai ion Na+ dan ion CL- dalam cairan tubuh.
4.      Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam cairan tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologik yang dihadapi oleh makhluk hidup.
5.      Mengatur kadar ion H+ atau cairan pH cairan tubuh, contoh pH urin dapat bervariasi antara 4,5 sampai 8, agar pH cairan tubuh tetap dalam keadaan kurang lebih konstan.

2.4        Proses Ekskresi Zat Buangan Bernitrogen dan Osmoregulasi Pada Ikan
2.4.1 Ikan
Organ ekskresi dan organ yang berkaitan dengan osmoregulasi pada ikan adalah insang dan ginjal. Kedua organ ini dapat ditembus oleh air, zat buangan  bernitrogen  dan ion-ion, dan mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran. Ginjal tidak seperti insang dipisahkan dari lingkungan luar oleh dinding tubuh, jaringan tubuh, cairan tubuh, sehingga ginjal dipandang mampu untuk mengendalikan volume dan komposisi cairan tubuh. Meskipun ikan hidup dilingkungan akuatik, namun demikian terdapat perbedaan mekanisme ekskresi dan osmoregulasi antara ikan yang hidup di air tawar dengan ikan yang hidup di air laut.
2.4.2        Ikan air tawar
Ikan yang hidup dilingkungan air tawar pada umumnya kadar osmotic cairan tubuhnya adalah 300 mOsm per liter dan bersifat hipertonik dibandingkan dengan lingkungannya (air tawar). Meskipun permukaan tubuhnya diselubungi oleh sisik dan mucus yang relative impermeabel, namun demikian banyak air yang masuk kedalam tubuh dan juga terjadi pengeluaran ion-ion melintasi insang yang bersifat sangat permeabel. Untuk menjaga cairan tubuhnya agar tetap tetap dalam keadaan konstan (keadaan tunak), ikan air tawar secara terus menerus mengeluarkan sejumlah besar air. Ini dilakukan dengan cara memproduksi sejumlah besar filtrate glomerulus dan kemudian dilakukan rabsorpsi pilihan zat terlarut dari tubulus  renalis menuju ke dalam darah yang terdapat di kapiler peritubuler.

2.4.2        Ikan air asin/laut
Ikan air asin yang tergolong teleost menjaga cairan tubuhnya agar tetap bersifat hipotonik terhadap lingkungannya (air asin). Permukaan tubuhnya bersifat impermeabel tehadap air dan ion-ion karena  adanya sisik dan mucus, tetapi lalu lintas air dan ion-ion masih dapat terjadi melalui insangnya. Untuk mengatur cairan tubuh, teleost minum banyak air dan sel sekresi yang terdapat di saluran pencernaan makanan mengalihkan garam secara  transport aktif kedalam  darah.
2.5      Ekskresi Zat Buangan Bernitrogen dan Osmoregulasi
2.5.1        Mekanisme osmoregulasi
Hubungan osmotic antara 2 larutan yang dipisahkan oleh membrane yang bersifat permeabel dapat dijelaskan dengan istilah tonisitas. Cairan tubuh hewan yang hidup di air tawar pada umumnya bersifat hipertonik dibandingkan dengan lingkungannya (air tawar), sedangkan hewan yang hidup di air asin/laut terutama hewan vertebrat bersifat hipotonik terhadap  air laut.
Sebaliknya banyak hewan invertebrate yang hidup di air laut yang cairan tubuhnya bersifat isotonic terhadap air laut. Bil kadar zat terlarut dalam lingkungan air meningkat atau volume air menurun, hewan akan mengadakan tanggapan dengansalah satu cara diantara dua cara yaitu menyesuaikan kadar cairan tubuhnya dengan lingkungannya (osmoconformer) atau mempertahankan kadar cairan tubuhnya meskipun kadar lingkungannya berubah (osmoregulator).

2.6      Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan   organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

2.7      Ginjal Mamalia
Pada mamalia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi dan osmo regulasi. Fungsi ginjal sebagai berikut :
·         Mengekskresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatin, kreatinin dan zat lain yang bersifat racun.
·         Mengatur volume plasma dan jumlkah air didalam tubuh.
·         Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan (reteksi) garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
·         Mengatur pH plasma dan cairan tubuh.
·         Menjalankan fungsi sebagai hormon, ginjal menghasilkan dua zat yang mempunyai fungsi endokrin yaitu renin dan eritroprotein.
2.7.1        Struktur  Ginjal
      Ginjal diselubungi oleh suatu kapsul yang dibentuk dari jaringan serabut bagian luar ginjal disebut korteks yang berwarna merah coklat, sedangkan bagian dalamnya disebut medula. Substansi yang terdapat dibagian medula tampak bergaris-garis dan mempunyai bentuk seperti kerucut. Dibagian tengah ginjal terdapat celah cekung yang disebut hilum. Pada hilum inilah pembuluh nadi ginjal (arteri renalis) dan saraf ginjal masuk ke ginjal, sedangkan pembuluh ginjal (vena renalis) keluar dari ginjal.
Substansi yang ada dibagian korteks mempunyai anyaman yang halus, ada bagian korteks yang menyulur ke arah medula diantara piramit dan daerah ini disebut kolumna ren. Nefron mengandung dua macam unsur yaitu unsur pembuluh (elemen vaskulen) dan unsur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh yaitu erterior eferen, glomerulus, dan kapiler perituguler, sedangkan bagian nefron yang mengandung unsur epitel, yaitu kapsula bowman, tubulus proksimal, ansa henle yang terdiri dari saluran yang menurun, saluran yang naik tubulus dista dan saluran penampung. Nefron terbagi dua yaitu nefron korteks dan nefron cuxtamedulla.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1) Korteks (bagian luar)
2) Medulla (sumsum ginjal)
3) Pelvis renalis (rongga ginjal).
ginjal

2.7.2        Anatomi Fungsional Ginjal
Unit fungsional terkecil dari ginjal adalah nefron. Nefron tersebut terdiri dari struktur vaskuler yaitu glomerlurus dan struktur non vaskuler yaitu capsula bowman, tubulus proximal, ansa henle pars desendens dan pars asendens, tubulus distal, dan duktus koligentes. Tiap ginjal mengandung 1,3 juta nefron.


2.7.3        Peredaran Darah Ginjal
Ginjal mendapat penyediaan darah melalui pembuluh nadi ginjal yang merupakan cabang dari aorta. Dari aorta darah secara berturut-turut kemudian mengalir melalui pembuluh nadi interlobar, pembuluh nadi akuarta, pembuluh nadi interlobular, arterior aferen, glumerulus, arterior aferen, kapiler verituguler, pembuluh balik interlobular, pembuluh balik arkuata, pembuluh balik interlobal dan akhirnya ke pembuluh balik ginjal
2.7.4        Proses-Proses Didalam Ginjal
v  Filtrasi
Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju keruang kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri atas tiga lapisan yaitu sel endotelium glomelulus, membran basiler dan epitel basula bowman.
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus.
Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
Faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus adalah ;
1.      Perubahan tekanan hidrostatik diglomerulus yang dapat terjadi karena perubahan tekanan darah sistematik, kontreksi (penciutan) pembuluh nadi eferen dan konstriksi pembuluh nadi eferen.
2.      Perubahan tekanan hidrostatik di kapsula yang dapat terjadi karena penyempitan saluran kemih dan edema dalam ginjal,
3.      Perubahan tekanan osmotik, protein plasma, mislanya pada dihidrasi dan hipoproteinemia.
4.      Peningkatan kelulusan membran filtrasi, mislnya pada berbegai macam penyakit ginjal.
5.      Penurunan luas permukaan total membran filtrasi, misalnya pada penyakit yang merusak glomerulus dan nefrektomi sebagian. 

v  Reabsorbsi
      Rabsorbsi adalah proses perpindahan cairan dari tubulus renalis ke pembuluh darah yang mengelilinginya.Urin sang dihasilkan proses reabsorbsi adalah urin sekunder. Reabsorbsi terdiri dari :
·         Reabsorpsi air
·         Reabsorpsi zat tertentu
·          Reabsorpsi zat yang penting dalam tubuh
Volume urin manusia atau mamalia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku nder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

v  Sekresi
Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya dalam urin.
Sistem sekresi yang terpenting adalah (1) H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa; (2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan eksitabilitas normal membran sel otot dan saraf; dan (3) anion dan kation organuk, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organik asing dari tubuh.

2.8      Paru-paru
Karbon dioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru-paru yang lembab. Pada mamalia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui paru-paru berasal dari aktivitas metabolisme yaitu merupakan zat buangan dari respirasi. Asal dan jumlah air yang dikeluarkan dari paru-paru tidak begitu penting karena tubuh mengandung air yang jumlahnya relative banyak.

2.9      Hati
Hati merupakan zat tubuh yang mempunyai peranan sangat banyak dan penting. Ada 2 peranan penting yang dilakukan oleh hati yaitu tempat penyimpanan zat makanan dan penguraian dan pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan bagi tubuh.
 Pada hewan yang hidup di daerah dingin, hati juga merupakan sumber produksi  panas. Pigmen empedu merupakan produk ekskresi yang berasal dari pengurian hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah yang sudah tua. Pigmen empedu kemudian disalurkan  kedalam duodenum dan dibuang bersama-sama feses. Peran hati yang paling penting sebagai organ ekskresi adalah pembentukan zat buangan bernitrogen dengan jalan daminasi asam amino.
2.10  Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengan- dung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehing ga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi mengeks-kresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rang- sang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
1.      Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2 macam proses yang berperan dalam homeostasis untuk mengatur dan menjaga kestabilan lingkungan internal pada makhluk hidup terhadap pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya.
2.      Osmoregulasi dilakukan dgn berbagai cara melalui:
      1. Ginjal
      2. Kulit
      3. Membran Mulut
3.      Organ-organ yang dapat melakukan ekskresi adalah Epitelium Nasal (epitel rongga hidung), Kelenjar ludah (air, lender), Paru-paru (CO2, air, bahan organik mikro yang mudah menguap), Hati (sampah Hb dari sel darah merah yang mati dalam bentuk pigmen bilirubin pada empedu), Ginjal (air, urea, garam-garam à urine), Kulit (air, garam-garam,  nitrogen à keringat).
4.      Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati.
5.      Ginjal berfungsi mengekskresikan zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.
6.      Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: Korteks (bagian luar), Medulla (sumsum ginjal), Pelvis renalis (rongga ginjal).
7.      Unit fungsional ginjal disebut nefron (nephron), Fungsi nefron adalah untuk : Memfiltrasi, Reabsorpsi, Mensekresikan kembali partikel yang ada didarah.
8.      Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju keruang kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi.
9.      Reabsorbsi adalah proses perpindahan cairan dari tubulus renalis ke pembuluh darah yang mengelilinginya.
10.  Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus.
11.  Pada mamalia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2.
12.  Peran hati yang paling penting sebagai organ ekskresi adalah pembentukan zat buangan bernitrogen dengan jalan daminasi asam amino.
13.  Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered By Blogger

Hot on this blog

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Followers

About Me

Foto Saya
dian meutia putry
banda acheh, acheh, Indonesia
ku persembahkan semuanya untuk kasih dan cinta demi menggapai sebuah kebahagian yang akan kumiliki selamanya...
View my complete profile