BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mangrove berasal dari bahasa Portugis, yang asal katanya
mangae yang berarti belukar dan groove yang artinya hutan kecil. Hutan mangrove
merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat disepanjang garis
pantai perairan tropis. Hutan ini merupakan peralihan habitat lingkungan darat
dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak sama persis
sifat-sifat yang dimiliki hutan hujan tropis didaratan.
Definisi ekosistem mangrove merupakan vegetasi
pohon didaerah tropis yang terdapat didaerah intertidal ( pasang surut ) dan
mendapat pasokan air laut dan air tawar ( payau ). Karakteristik hutan mangrove
diantaranya yaitu memiliki habitat disubstrat yang berlumpur, lempung, dan
berpasir, karena substrat ini mempengaruhi species yang tinggal ditempat
tersebut. Mangrove hidup diperairan yang bersalinitas payau antara 0,5-30 ppt.
Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang
sangat besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan
wahana wisata. Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar
tidak terjadi abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga rembesan air
laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampum mengolah limbah agar
kemungkinan pencemaran sedikit dan yang paling utama menghasilkan oksigen.
Secara biologi hutan mangrove merupakaan habitat biota darat dan laut, sebagai
daerah asuhan, mencari makan, dan tempat menghasilkan bibit ikan, batangnya
dapat dijadikan bahan bakar, bahkan dapat dijadikan suplemen. Dan sebagai
fungsi wahan wisata, hutan mangrove dijadikan sebagai tempat penelitian dan
tempat wisata.
Secara alami tumbuhan mangrove berkembang biak
dengan propagule. Produsen utama dihutan mangrove ini adalah serasah
dari daun atau ranting pohon mangrove.
1.2
Deskripsi Area Studi
Kami melakukan praktikum pada
tanggal 8 Mei 2011, pada jam 08.00-12.00 yang bertempat dipantai desa Ladong,
Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Lokasi dipilih karena vegetasi
tumbuhan mangrove bervariasi dan alami, tempatnya mudah dijangkau, mudah
untuk melalukan pengamatan dan pengolahan data dengan metode Plot Transeck
Garis.
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum lapangan yang berjudul Mangrove Dan Survei
Ekosistem Hutan Mangrove, yaitu :
o
Mengenali dan membedakan jenis-jenis
mangrove
o
Mengenali dan membedakan jenis
perakaran mangrove
o
Melakukan pengambilan data mangrove
dengan menggunakan metode Plot Transek Garis
o
Melakukan pengolahan dan analisa
data mangrove.
BAB II
DASAR TEORI
Kata ‘mangrove’
merupakan kombinasi antara bahasa Portugismangue dan bahasa
Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan
untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk
individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang
dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’ digunakan untuk menyatakan
individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’ digunakan untuk
menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO, kata mangrove
sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan
yang hidup di daerah pasang surut.mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang
tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi
istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa
pantai dengan reaksi tanah an-aerob, (Snedaker,1978 dalam Kusmana 2000).
Kata
mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah
intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut
sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river
banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya
dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari
ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan
lumpur dari daratan, (Tomlinson 1986).
Vegetasi mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi mulai
dari daerah yang paling dekat dengan laut sampai dengan daerah yang dekat
dengan daratan. Pada kawasan delta atau muara sungai, biasanya vegetasi
mangrove tumbuh subur pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang
jelas. Sedangkan pada daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove
tumbuh membentuk sabuk hijau/green belt dengan komposisi yang
hampir seragam (Nirarita, dkk, 1996).
Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan
yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki
fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan
berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sedangkan menurut Tomlinson (1986),
kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah
intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut
sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river
banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya
dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari
ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan
lumpur dari daratan. (Hachinoe,1998)
BAB III
METODE KERJA
3.1
Alat dan Bahan
Aadapun alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
No
|
Alat dan Bahan
|
1
|
Ekositem mangrove
|
2
|
Sampel biota
|
3
|
Meteran berskala
|
4
|
Skop
|
5
|
Tali raffia
|
6
|
Plastik
|
7
|
Alat tulis
|
8
|
Sepatu bot
|
9
|
Data sheet
|
10
|
Gunting
|
11
|
Botol sampel
|
12
|
Alkohol 70 %
|
Tabel 1. alat dan bahan
3.2
Cara Kerja
o
Ditentukan stasiun untuk menentukan
plot
o
Diletakakan tiga plot pengamatan
(substasiun) vegetasi mangrove disepanjang transseck garis
o
Diguanakan tali rafia yang telah
ditentukan ukurannya 10 m x 10 m untuk melakukan pengamatan
o
Dicatat jumlah, jenis, dan diameter
batang pohon yang ada didalam plot
o
Diukur dimeter pohon menggunakan
dimeter kain
o
Dtentukan plot berukuran 5m x 5 m
untuk anakan, dan plot 1 m x 1m untuk semai yang masih didalam plot 10m x 10 m.
o
Diamati jenis biota yang terdapat
didalam plot pengamatan
o
Dilakukan pengulangan sebanyak tiga
kali
o
Dihitung kerapatan jenis ( Di ),
frekuensi jenis (Fi), luas area penutupan jenis (Ci), dan nilai penting jenis
(INP) yang terdapat didalam plot pengamatan .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamtan sudah terlampir
dilampiran.
4.2. Analisa Data
No
|
Kategori
|
Spesies
|
Jumlah
|
Di
|
RDi
|
Fi
|
RFi
|
Ci
|
RCi
|
|
1
|
Pohon
|
Avicennia nitida
|
1
|
0,01
|
6,25%
|
0,3
|
5,5%
|
1,76
|
1,76%
|
|
Avicennia rumphiana
|
1
|
0,02
|
6,25%
|
0,3
|
5,5%
|
12,56
|
12,56%
|
|||
Rhizopora apiculata
|
2
|
0,02
|
12,5%
|
0,6
|
11,1%
|
1,53
|
1,53%
|
|||
2
|
Anakan
|
Rhizopora mocronata
|
1
|
0,01
|
6,25%
|
0,3
|
5,5%
|
0,28
|
0,28%
|
|
Rhizopora apiculata
|
3
|
0,03
|
18,75%
|
1
|
18,5%
|
0,06
|
0,06%
|
|||
Avicennia rumphiana
|
2
|
0,02
|
12,5%
|
0,6
|
11,1%
|
0,06
|
0,06%
|
|||
3
|
Semai
|
Rhizopora mocronata
|
3
|
0,03
|
18,75%
|
1
|
18,5%
|
-
|
-
|
|
Rhizopora apiculata
|
3
|
0,03
|
18,75%
|
1
|
18,5%
|
-
|
-
|
|||
Jumlah
|
16
|
0,17
|
100%
|
5,4
|
105,3%
|
16,25 %
|
||||
Tabel 2. penutupan mangrove.
No
|
Kategori
|
RDi
|
RFi
|
RCi
|
INP
|
||
1
|
Pohon
|
100 %
|
105,3 %
|
16,25 %
|
221,55 %
|
||
2
|
Anakan
|
||||||
3
|
Semai
|
||||||
Tabel 3. Indeks nilai penting
4.1.2. Pembahasan
Praktikum kali ini kami mengamati ekosistem mangrove yang bertempat di
desa ladong, kecamatan Mesjid Raya, kabupaten Aceh Besar. Pada daerah ini
substrat yang kami temukan adalah berpasir dan berlumpur, dan tempat yang kami
amati dalam keadaan yang masih alami.
Pada praktikum kali ini kami menghitung ekosistem mangrove dengan menggunakan
metode Plot Transect Garis. Dimana metode ini terdiri dari 3 plot yakni plot 10
x 10 m yang masuk dalam kategori pohon, kemudian plot 5 x 5 m untuk kategori
anakan, dan plot 1 x 1 m untuk kategori semai.
Disini kami melakukan 3 kali pengulangan , dengan tujuan
untuk akurasi data. Data yang kami dapatkan masing-masing plot itu sama, tapi
jumlah spesies nya yang berbeda-beda. spesies yang paling mendominan adalah Rizopora
stylosa .spesies ini banyak terdapat di tempat praktek kami yaitu di daerah
ladong
Dari ke-3 plot untuk kategori pohon (10 x 10 m), kami menemukan species Avicennia
nitida, berjumlah 1, dengan Di = 0,01 , RDi = 6,25% , Fi = 0,3 , RFi = 5,56
% , Ci = 1,76 , RCi = 1,76 % , sedangkan untuk species Avicennia
rumphiana,berjumlah 1, dengan Di = 0,02 , RDi = 6,25 % , Fi = 0,3 , RFi =
5,5 % , Ci = 12,56 , dan RCi = 12,56 %, dan untuk species Rhizopora
apiculata,yang berjumlah 2, dengan Di = 0,02 , RDi = 12,5% , Fi = 0,6 , RFi
= 11,1 % , Ci = 1,53 , dan RCi = 1,53 %. Untuk kategori anakan kami
menemukan Rhizopora mocronata, dengan jumlah 1 , Di = 0,01 , RDi = 6,25
% , Fi = 0,31 , RFi = 5,5 % , Ci = 0,28 , RCi = 0,28 %, sedangkan untuk species
anakan Rhizopora apiculata,berjumlah 3 , dengan Di = 0,03 RDi = 18,75 %
, Fi = 1 , RFi = 18,5 % , Ci = 0,06 , RCi = 0,06 % , dan untuk sepecies
Avicennia rumphiana, berjumlah 2 , Di = 0,02 , RDi = 12,5 % , Fi = 0,6 ,
RFi = 11,1 % , Ci = 0,06 , RCi = 0,06 % dan untuk kategori semai kami tidak
menghitung penutupan jenis dan penutupan jenis relative karena pada semai tidak
di ukur diameternya, dan species yang kami dapatkan pada kategori semai adalah
enemukan Rhizopora mocronata, dan Rhizopora apiculata.
Setelah didapat RDi, RFi, RCi, maka kami dapat mencari indeks nilai pentingnya
(INP). Untuk kategori pohon, kategori anakan dan untuk kategori semai memiliki
INP sebesar 221,55 %.
Berikut kami akan menjelaskan ciri – ciri umum untuk species Rhizopora
apiculata yaitu pohon dengan ketinggian mencapai 30 M dengan diameter
batang mencapai 50 cm. memiliki perakaran yang khas hingga mencapai 5 M dan
kadang –kadang memiliki akar udara dan keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna
abu abu tua dan berubah – ubah.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
o
Species yang ditemukan pada lokasi
tersebut ada 4 jenis, yaitu : Avicennia nitida, Avicennia rumphiana,
Rhizopora apiculata, dan Rhizopora mucronata.
o
Ekosistem mangrove memiliki peranan
penting dalam sebuah komunitas. Mangrove itu sendiri memiliki fungsi Biologis,
Fisik, dan Ekonomis
o
Indeks nilai penting yang di
dapatkan adalah sebesar 221,55% yang mendekati 300% menujukkan bahwa mangrove
memiliki peran yang penting dalam ekosistem ini.
5.2
Saran
o
Berdasarkan praktikum yang telah
kami lakukan kami dapat mengambil beberapa pelajaran yang sangat bermanfaat
bagi kami. Untuk praktikum kedepan sebaiknya diharapkan kepada asisten dapat
menemukan tempat mangrove yang lebih bermacam variasinya, agar dapat menambah
wawasan kami mengenai keanekaragaman jenis mangrove yang telah kami pelajari
teorinya.
o
Karena kelangsungan hidup mangrove
memiliki ancaman, maka sebagai manusia yang telah mengetahui fungsi dari
mangrove maka, kita harus menjaga serta melestarikan kelangsungan hidupnya
untuk berguna di masa yang akan
datang.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·
Hachinoe, dkk , 1998
, Manual Persemaian Mangrove – di Bali , Denpasar :
PT.
Indografika Utama
· Kusmana, dkk , 2003
, Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor : Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
· Nirarita, dkk , 1996
, Ekosistem Lahan Basah – Indonesia , Bogor : Wetlands
International-Indonesia Programme
· Tomlinson, 1986 , The
Botany of Mangrove , New York : Cambridge University Press