jam weaker_yas

PROPOSAL BIOLOGI (ZOOLOGY)


Identifikasi Jenis-Jenis Bentos Pada Ekosistem Manggrove Kawasan Desa Alue Naga Sebagai Media Praktikum Zoologi Invertebrta
A.    Latar Belakang  Masalah
Praktikum merupakan salah satu kegiatan mahasiswa  yang berlangsung di dalam labolatorium dengan  mempelajari sejumlah teori-teori yang telah dipelajari didalam kelas dan dibuktikan dari pengujian-pengujian labolatorium. Praktikum ini akan mendorong mahasiswa untuk melatih daya ingat, sehingga mahasiswa tidak hanya menerima apa yang ada dalam teori, namun dapat dibuktikan dengan sendirinya di labolatorium.
Selain praktikum yang dilakukan dilaboratorium, adanya pengamatan sendiri oleh mahasiswa di lapangan juga sangat membantu untuk memahami ilmu biologi itu sendiri secara lebih nyata. Salah satu pengamatan di lapangan bisa berbentuk pengamatan perilaku hewan, tumbuhan dan fungsi dari struktur tubuhnya untuk bertahan hidup yang merupakan salah satu objek dari zoology.
Zoologi adalah salah satu ilmu biologi yang menyangkut hewan dan aspek-aspek yang berbeda-beda dari kehidupan hewan. Zoologi ini dibedakan menjadi zoologi invertebrata dan zoologi vertebrata. Zoologi invertebrata merupakan pengetahuan tentang hewan-hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Zoologi invertebrata  ini merupakan salah satu mata kuliah untuk Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang berbobot 3 sks, dimana 2 sks untuk teori dan 1 sks lagi untuk praktikum.
Manggrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup diantara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kawasan manggrove Alue Naga yang mempunyai luas wilayah 12 ha terletak di tempat pertemuan antara muara sungai dan laut. Flora yang hidup di ekosistem mangrove Desa Alue Naga didominasi oleh tumbuhan bakau (Rhizopora mucronata). Berdasarkan hasil pengamatan fauna, yang terdapat pada ekosistem manggrove Desa Alue Naga di antaranya adalah burung, reptile, ikan dan hewan kecil yang termasuk invertebrata. Jenis hewan invertebrata yang jelas terlihat di ekosistem manggrove tersebut adalah bentos.
Bentos adalah semua organisme yang hidup pada lumpur, pasir, batu, kerikil, maupun sampah organik baik di dasar perairan maupun melekat pada subtrak. Bentos ini juga merupakan hewan melata, menetap, menempel, dan menggali lubang di dasar perairan. Komunitas fauna bentik terdiri dari lima kelompok yaitu moluska , pollychaeta, crustaceae, echinodermata, dan kelompok lain yang terdiri atas takson lain seperti sipuncilidae, pognophora dan lainnya.
Berdasarkan pengalaman  yang saya  peroleh dari  labolatorium ketika saya mengikuti praktikum zoologi invertebrata bahwa pelaksanaan praktikum zoologi terkadang tidak memenuhi persyaratan seperti apa yang ada dalam penuntun praktikum. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya preparat seperti dalam penuntun praktikum. Hal ini terjadi Karena tidak tersedianya preparat seperti dalam penuntun praktikum misalnya (neanthes sp) dari kelas polychaeta filum annelida yang tidak ditemukan, sehingga pelaksanaan praktikum dari jenis hewan ini ditiadakan. Selain itu juga diketahui bahwa praktikum mengalami kesulitan dalam mengenal marfologi dari jenis hewan- hewan invertebrata yang terkadang hampir sama. Praktikan juga mempunyai kendala lain yaitu kesulitan dalam meperoleh preparat untuk pelaksanaan praktikum, karena preparat yang di cari terkadang terlalu jauh dari labolatorium atau tempat tinggal mahasiswa dan juga membutuhkan banyak biaya dan tenaga sehingga hal ini menjadi suatu kendala bagi mahasiwa dalam meperoleh preparat untuk pelaksanaan praktikum Zoologi Invertebrta.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Identifikasi Jenis-Jenis Bentos Pada Ekosistem Manggrove Kawasan Desa Alue Naga Sebagai Media Praktikum Zoologi Invertebrta”.
Pentingnya hal ini dilakukan agar dapat memberikan informasi kepada mahsiswa jurusan pendidikan biologi dalam mengenal jenis-jenis dan marfologi hewan- hewan invertebrata dan memudahkan mahasiswa dalam meperoleh preparat dengan memanfaatkan ekosistem manggrove yang ada serta sebagai masukan dalam pembuatan modul praktikum mata kuliah zoologi invertebrata dan juga buku saku yang berisikan jenis-jenis bentos.
B.     Rumusan masalah
1.        Jenis-jenis bentos apa saja yang terdapat pada ekosistem manggrove di Kawasan Desa Alue Naga ?
2.         Bagaimana pemamfaatan ekosistem manggrove kawasan Desa Alue Naga dapat di jadikan sebagai media praktikum mata kuliah Zoologi Invertebrata di jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ?
C.    Definisi Oprasional
1.        Praktikum
Praktikum adalah bagian pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk Mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang didapat dalam teori.
2.      Indentifikasi
Indentifikasi adalah proses pengenalan takson konsep lain dengan cara membandingkan antara pertelaan atau batasan takson konsep lain dengan takson tersebut, atau menyamakan dengan contoh specimen yang sudah diketahui identitasnya.
3.      Bentos
Bentos merupakan makhluk hidup yang hidup di perairan, baik yang melekat pada subtrak maupun yang bergerak bebas, ada yang hidup di permukaan subtrak dan hidup menggali lubang didasar perairan .
4.      Ekosistem Manggrove
Ekosistem manggrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri , terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut , dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh di parairan asin/payau.
5.      Media
Media merupakan segala sesuatu baik berupa penunjang yang dapat memudahkan, menguatkan segala sesuatu dalam proses belajar mengajar.
 D.    Tujuan Penelitian
1.         Sumber pengetahuan bagi mahasiswa dalam mengenal jenis-jenis bentos.
2.         Untuk membuat  modul praktikum dan praparat untuk awetan dalam bentuk buku saku dengan memafaatkan Ekosistem Manggrove Desa Alue Naga sebagai media praktikum mata kuliah Zoologi Inverterbrata di Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala.
E.     Manfaat Penelitian
1.         Sebagai sumber pengatahuan bagi mahasiswa dalam mengenal jenis-jenis bentos.
2.         Mempermudah mahasiswa dalam praparat untuk melaksanakan pratikum mata kuliah Zoologi Inverterbrata.
3.         Untuk membuat modul praktikum mata kuliah Zoologi Inverterbrata dan praparat awetan jenis-jenis bentos yang terdapat pada ekosisitem manggrove Desa Alue Naga dalam bentuk buku saku.
F.     Tinjauan Perpustakaan
a.         Bentos
Bentos adalah organism-organisme yang hidup pada dasar perairan. Makrobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik yang sesil, merayap maupun yang menggali lubang. Organisme yang termasuk makrobentos diantaranya crustaceae, isopoda, decapoda, oligochaeta, mollusca, nematode dan annelida. Klasifikasi makrobentos menurut ukurannnya yaitu makrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing pelecypod, anthozoa, echinodermata dan crustaceae. Meiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0. 1- 1 mm, contohnya polychaeta, pelecypoda, copepod, ostracoda, nematode, turbellaria dan foraminifera. Mikrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliate, amoeba dan flagellate (Anonim 2007)
            Bentos memiliki daya tahan adaptasi berbeda- beda antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya, yaitu ada yang tahan terhadap keadaan perairan setempat, tetapi ada pula yang tidak tahan, sehingga keberadaan bentos tertentu dapat dijadikan petunjuk dalam menilai kualitas perairan tersebut. Hewan bentos hidup relative menetap, sehingga baik digunakan sebagai bioindikator lingkungan, karena selalu kontak dengan zat- zat yang amsuk ke habitatnya. Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat di pengaruhi oleh berbagai factor lingkunagn, abik biotik maupun abiotik ( Anonim 2007).
Komunitas bentos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile). Hewan bentos yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan (Setyobudiandi, 1997).
  b.    Ekosistem manggrove
Hutan manggrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994 dalam Santoso, 2000).
Karakteristik Ekosistem Hutan manggrove Salah satu karakteristik hutan dengan sumberdaya alam lainnya menurut Suparmoko (1989) adalah bahwa hutan mempunyai banyak manfaat ( multilpleuse ). Hal ini disebabkan karena selain sebagai produsen kayu, hutan jugamempunyai berbagai fungsi penting lainnya. Sehingga, dalam pengambilankeputusan mengenai macam penggunaan/pengelolaan hutan perlu diperhatikanbahwa tidak semua lahan cocok untuk semua bentuk pemanfaatan.
Menurut Nybakken (1992), Hutan manggrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus.
G.    Metode Penelitian      
            Metode yang dingunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
 1.         Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kawasan ekosistem Manggrove Desa Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dan waktu penelitiannya dimulai pada bulan Oktober – Desember 2012. Penelitian ini dilakukan ± selama 4 bulan.
2.         Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kawasan ekosistem Manggrove Desa Alue Naga dengan Luas 12 ha atau 12000 . Sedangkan sampelnya adalah 10% dari populasi.
3.         Alat dan Bahan
a.     Alat penelitian
Patok kayu atau bingkai kuadrat 1x1 meter, kamera, saringan bertingkat, alat penggoresan, sekop botol, kantong plastic, kertas label , thermometer, salinometer, soil tester, buku catatan dan alat tulis untuk mencatat spesies yang ditemukan dilapangan, buku pedoman identifikasi.
b.    Bahan penelitian
Jenis-jenis bentos yang terdapat pada ekosistem manggrove Desa Alue Naga, Alkohol, Formalin.
4.      Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Lokasi penelitian dibagi menjadi tiga stasiun berdasarkan  kondisi tambak. Adapun satasiun I merupakan tambak yang terdapat sampah, stasiun II pada tambak yang airnya tenang dan stasiun III yang airnya sedikit mengalir. Masing- masing stasiun ditentukan titik- titik pengambilan sampel. Setiap stasiun ada dua titik pengamatan yaitu pada daerah yang berlumpur dan daerah yang digenangi air. Pengambilan sampel pada setiap titik pengamatan di lakuakn dengan memilih jenis benthos yang termasuk epifauna yang terdapat pada subtract berlumpur dan menggunakan saringan bertingkat untuk menyaring air dan lumpur pada daerah yang di genangi air untuk mengambil bentos infauna.
1.      Prosedur kerja
a.       Ditentukan area pengambilan sampel 10% pada luas wilayah
b.      Dibaikan area tersebut dalam 3 stasiun berdasarkan kondisi tambak
c.       Pada setiap stasiun di tetapakan 2 titik pengamatan yaitu di tempat yang bersubtrak lumpur dan yang digenangi air.
d.      Pada titik pengamatan yang bersubtrat lumpur diletakkan bingkai kuadrat 1x 1 meter, kemudian dipilih jenis-jenis bentos efifauna yang terdapat diatas permukaan lumpur dan juga terdapat pada akar dan batang tumbuhan bakau serta yang melekat pada subtrak yang lain. Untuk jenis infauna yang terdapat di dalam lumpur dilakukan penggorokan dalam bingkai kuadrat tersebut dengan menggunakan sekop.
e.       Jenis bentos yang dipilih dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian ditambahkan formalin 5% dan diberi label pada setiap kantong plastik.
f.       Pada titik pengamatan di tempat yang di genangi air dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan ember kemudian air dan lumpur tersebut dimasukkan kedalam saringan bertingkat, perlakuan ini dilakukan sampai 3 kali pengulangan.
g.      Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk spesies yang kelihatan yang lebih besar seperti filum moluska, dan dimasukkan kedalam botol untuk jenis bentos yang berukuran kecil.
h.      Ditambahkan formalin dalam botol yang berisikan jenis- jenis bentos agar bentos tidak hancur.
i.        Dilakukan pengukuran terhadap faktor fisik (pH, suhu, kedalaman, kecarahan, slinitas)
j.        Dilakukan identifikasi di labolatorium dengan mempergunakan buku identifkasi
k.      Sesudah diindetifikasi semua jenis bentos tersebut ditabulasikan kedalam table berdasarkan filum masing- masing.
 5.      Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianlisis secara deskriktif dalam bentuk table dan gambar. Untuk memberikan informasi dan konstribusi yang jelas maka data juga disajikan dalam bentuk buku saku sebagai referensi di labolatorium jurusan Pendidikan Biologi UNIVERSITAS SYIAH KUALA serta modul praktikum Zoologi Invertebrta.
 Daftar Pustaka
Anonym. 2007.  Laporan Praktikum Oseanografi Biologi
Arikunto, suharsimi, prosedur Penelitian,  Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006.
Aswandi Indra., struktur Komunitas Krustasea di Estuaria Cisadane dan Perairan Laut sekitarnya, Jakarta: LIPI, 2008.

Irwan, zoeraini Djamal.,Prinsip-Prinsip Ekologi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Jasir, Maskoeri.,sisitematika Hewan (inverterbrata dan verterbrata). Surabaya: Sinar wijaya, 1984.

Suswando,dkk., Kualitas Biologi Perairan Sungai Senapelan, Sago dan sail di
Kota pekanbaru Berdasarkan Biondikator Plankton dan Bentos, Riau: Laboratorium Zoologi PMIPA FKIP, 2004.
Suparmoko, 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan . Pusat AntarUniversitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M.
Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.

Santoso, N., H.W. Arifin. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di
Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove).
Jakarta, Indonesia.

Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada
Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun
2000. Jakarta, Indonesia.

DIAN MEUTIA PUTRY/ BIOLOGI 08 USK

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered By Blogger

Hot on this blog

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Followers

About Me

Foto Saya
dian meutia putry
banda acheh, acheh, Indonesia
ku persembahkan semuanya untuk kasih dan cinta demi menggapai sebuah kebahagian yang akan kumiliki selamanya...
View my complete profile