jam weaker_yas

PROPOSAL PENGARUH BEBERAPA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGREK (oncidium golden shower)


PENGARUH BEBERAPA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN  ANGGREK (oncidium golden shower)  DI KAWASAN LAMPINENG KOTA BANDA ACEH



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

Inovasi adalah suatu perubahan yang melibatkan suatu metode sehingga dapat menghasilkan produk baru yang lebih berdaya guna. Inovasi media di tunjukkan kepada penemuan media baru yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman dalam hal ini tanaman yang dimaksud adalah tanaman anggrek.
Anggrek merupakan tanaman hias yang bernilai estetika tinggi dan memiliki arti penting dalam perdagangan bunga. Selain karena bunganya yang indah dengan warna yang menarik, anggrek dapat dijadikan sebgai tanaman pot maupun maupun tanaman bunga potong.
Media pertumbuhan adalah wadah atau tempat berdiri atau hidupnya tanaman dan dari tempat mana diupayakan seluruh aktifitas fisiologi dan kebutuhan pertumbuhannya dapat terpenuhi. Tanaman anggrek cukup beragam namun misalnya anggrek golden shower dan anggrek douglas merupakan anggrek bersifat epifit, bukan aggrek tanah. Medianya bisa berupa akar pakis, arang, pecahan genting atau sabut kelapa. Pada prinsipnya semua merek pupuk bisa dipakai untuk anggrek. Yang penting diketahui adalah tanaman memerlukan nitrogen, fosfor, dan kalium, serta unsur-unsur mikro Fe, Zn, Mn, Pb dan Bo. Bila anggrek masih dalam fase pertumbuhan   maka peru diberi pupuk yang jadar P dan K nya rendah. Sebaiknya ketika anggrek memasuki masa generatif (pembungaan) anggrek perlu diberi pupuk yang kadar P dan K nya tinggi (Hasyim, 1995).
Media tanam yang umum digunakan untuk tanaman  anggrek adalah potongan arang, kompos, sabut kelapa dan sekam padi. Penggunaan arang untuk media anggrek sangat umum dijumpai sebab mendapatkan dan mengerjakannya lebih mudah serta sederhana.namun saat ini mulai terjadi kesukaran mendapatkan arang dan harganya sudah mahal, dapat terjadi peningkatan harga hingga 100% dalam waktu setahun.
Dirasakan perlu adanya untuk mengurangi modal kerja/ produksi atau tersedia media pengganti yang lebih murah. Pemikiran inovatif adalah membuat limbah kayu gergajian dari panglong kayu, yang diperkaya dengan pupuk dan dibentuk briket untuk menggantikan potongan arang sebagai meddia alternatif bagi pertumbuhan anggrek.
Pembuatan media dari serbuk gergaji sangat murah dibandingkan dengan arang. Selain itu unsur hara yang dikandung serbuk kayu belum hilang dan lebih besar dibandingkan dengan arang karena telah diperkaya dengan campuran pupuk yang kemudian dibentuk briket lalu dikeringkan menjadi media anggrek siap pakai.




1.2.  Rumusan Masalah
-          Jenis media apa saja  yang cocok untuk anggrek oncidium
-          Apa saja mamfaat yang diperoleh dengan media tersebut

1.3.  Tujuan Penelitian
-          Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman anggrek oncidium golden shower pada beberapa jenis media.
-          Untuk mengetahui pengaruh intensitas pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman anggrek oncidium golden shower
-          Untuk mengetahui interaksi antara media dan intensitas pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman anngrek oncidium golden shower

1.4.  Manfaat Penelitian
-          Sebagai imformasi bagi yang membutuhkan
-          Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan .

1.5.  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup morfologi tumbuhan, taksonomi tumbuhan, botani tingkat tinggi, dan ekologi tumbuhan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman anggrek dibedakan dalam dua tipe pertumbuhan yaitu monopodial dan sympodial. Anggrek monopodial mempunyai pertumbuhan suatu batang utama yang terus-menerus tumbuh pada puncaknya. Contohnya: anggrek genus aerides, vanda dan phaleonopsis. Anggrek sympodial mempunyai pertumbuhana batang uta,ma mencapai pertumbuhan penuh sehingga batang utama lebih dari satu. Contohnya : dendrobium, cattleya dan oncidium.
Klasifikasi tanaman anggrek  adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Orchidales
Famili              : Orchidaeceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus              : Oncidium
Spesies            : Oncidium golden shower
Tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki prospek besar dalam mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengusaha tanaman hias anggrek dikota Banda Aceh.
Tanaman anggrek memerlukan temperatur 21- 25c pada siang daan malam hari antara 18-21 C. Oncidium golden shower dapat tahan/ toleran terhadap panas selama jangka waktu yang panjang dan waktu-waktu dingin yang singkat.  Kemasaman media (ph) yang baik untuk tanaman anggrek berkisar antara 5-6 sedangkan kelembaban yang diperlukan untuk anggrek berkisar 60-85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi (Sutiyoso dan Sarwono, 2004).
Kebutuhan cahaya matahari untuk siap varietas anggrek berbeda-beda. Anggrek efifit pada umumnya membutuhkan intensitas cahaya matahari rendah, yakni 25-50 C. Sementara itu, anggrek tanah membutuhkan penyinaan lebih tinggi, yakni 60-75 C, bahkan ada yang membutuhkan cahaya matahari penuh.
Adapun faktor-faktor yang menentukan pembungaan anggrek adalah
1.    Faktor genetis, serangkaian gen yang mengendalikan pertumbuhan tanaman. Rangkaian gen tersebut berpengaruh ada bentuk dan sifat tanaman, seperti ketahanan terhadap serangan penyakit, ketahanan hidup di berbagai tempat, kecepatan tumbuh dan rajin tidaknya berguna.
2.    Faktor fisiologi, segala aktifitas yang berkaitan lansung dengan fungsi dan kegiatan yang menunjang pembungaan tanaman anggrek, seperti kondisi kesehatan dan umur tanaman.
3.    Faktor lingkungan, komponen yang berpengaruh antara lain kelembapan, udara, suhu dan sinar matahari.
Tanaman anggrek dapat menyesuaikan diri dengan media apa saja, yang penting penyiramannya memadai dan pemupukannya tepat untuk setiap jenis. Di daerah yang banyak hujan deengan kelembapan tinggi, pemakaian media yang dapat menyimpan air tidak di anjurkan karena media akan selalu basah dan dapat menyebabkan kebusukan pada akar.
Media Tanam
            Media tanam yang digunakan harus sesui dengan jenis tanaman yang ingin di tanam karena medioa tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Media tanam dibedakan menjadi bahan organik yaitu : arang, kompos, sabut kelapa dan sekam padi sedangkan media berasal dari bahan organik antara lain: gel, kerkil, pecahan batu bata dan spons.
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelpa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah kelembaban tinggi. Hal ini di karenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak dan anggrek tidak suka kondisi yang terlalu basah. Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman namun cendrung miskin akan unsur hara. Tetapi saat ini terasa semakin sulit mendapatkan kayu bakar untuk membuat arang.
Media potongan sabut kelapa yang digunakan sebagai media haruslah dibersihkan terlebih dahulu kemudian dipres dan dipotong menjadi kepingan. Sebelum digunakan harus direndam lebih dahulu untuk menghilangkan sisa garam yang terdapat pada sabut. Daya penyimpanan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan. Jika terbiasa sering menyiram, maka jangan menggunakan media yang sangat baik mengikat air, untuk anggrek jenis oncidium karaena akan menyebabkan akar mejadi busuk karena kerbanyakan air.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karateristiknya yang mampu mengikat dan menyiram air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara essensial seperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, fosfor (Ragam Media Tanam, 2008)
Proses pelapukan kayu berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekompoisisis seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa oleh karena itu dibutuhkan penghalusan ukuran dalam hal ini secara kebetulan terajadi melalui proses penggergajian. Serutan kayu atau potongan kayu yang murni kurang sesuai untuk media anggrekj karena memiliki aerase dandrainase yang sangat proreus, sehingga daya simpan airnya kurang baik dan miskin akan unsur hara. Ioleh karenba itu perlu adanya aplikasi atau pengayaan pupuk kedalam serbuk gergaji untuk meningkatkan unsur hara pada media.
Pemupukan
Pupuk atau media dalam bentuk pelet merupakan konsentrat dalam bentuk kering dengan kadar air lebih rendah dari 20%. Untuk tanaman seperti anggrek media ini sangat sesuai karena pelepasan hara bersifat slow release sehingga penggunaannya lebih efiseien (musnamar, 2003). Serbuk kayu gergaji dapat mensuplai hara N, P, dan K serta menaikkan PH tanah pada percobaan terhadap pertumbukan tanaman kedelai.
Penggunaan pupuk yang efektif perlu mempertimbangkan banyak hal, bagi media kering seperti, arang maka pemberian sekaligus bisa tak berguna karena daya ikat media yang rendah. Pemberian berkala dan bagu merata dengan cara penyemprotan akan lebih bail dari pada diletakkan ditempat.















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.  Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikawasan Lampineung, Kota Banda Aceh. Pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2012
3.2. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arang berukuran diameter  5 cm , Sabut kelapa yang dihaluskan, Sekam padi mentah, Serbuk gergaji yang berasal dari panglong kayu, Bahan perekat seperti semen putih, Lem kanji, Air,  Mineral, Pupuk cair bayfolan sebagai jenis pupuk yang digunakan dalam perlakuan, Pupuk growmore sebagai pupuk dasar dan bahan-bahan yang mendukung penelitian.
            Dan Alat yang di gunakan adalah Pot liat yang memiliki ukuran yang seragam untuk tempat media, Cangkul, Plastik, Alat ukur/ timbangan, Pengaduk dan wadahnya
3.3. Metode Penelitian
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial, yaitu model liniar rancangan acak kelompok (RAK) :
Yijk = µ + αi + βj +Hk + (αβ) jk + € ijk
Dimana :
Yijk                 : Hasil pengamatan pada ulangan taraf ke- penggunaan media anggrek pada taraf ke-j dan perlakuan pupuk cair pada taraf ke –k
µ                      : Nilai tengah umum
αi                     : Pengaruh ulang ke- i
βj                     : Pengaruh penggunaan media anggrek pada taraf ke-j
Hk                   : Pengaruh pemberian pupuk cair
(αβ) jk              : Pengaruh interaksi antara media anggrek pada taraf ke –i













DAFTAR PUSTAKA

Balai penelitian hias,  2002. Peningkatan mutu dan produktifitas anggrek. Badan penelitian dan pengembangan pertanian departemen pertanian.
Dirdjopranoto, S. 2001. Pertumbuhan bibit hibrida dalam kompot, interaksi kerapatan tanaman dan kadar pupuk. Universitas janabadra. Yokyakarta.
Ginting, B. prasetio, W dan Sutater, T. 2001. Pengaruh pemberian media, dan pemupukan terhadap pertumbuhan anggrek. Balai penelitian Tanaman Hias. Jakarta.
Sanda, E. 2001. Membuat anggrek rajin berbunga. Agro Media Pestaka. Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered By Blogger

Hot on this blog

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Followers

About Me

Foto Saya
dian meutia putry
banda acheh, acheh, Indonesia
ku persembahkan semuanya untuk kasih dan cinta demi menggapai sebuah kebahagian yang akan kumiliki selamanya...
View my complete profile