KELAS PISCES :
PERILAKU REPRODUKSI PADA PISCES
Salah satu segi terpenting pada makhluk hidup adalah
kemampuannya mengembangbiak (reproduksi). Reproduksi makhluk hidup merupakan
suatu proses dalam usaha mempertahanka beradaan jenisnya di alam. Ada dua cara
beda pada makhluk hidup dalam membentuk
keturunan, yaitu reproduksi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi
secara seksual terjadi karena karena bertemunya gamet (sperma) dengan
gamet betina (ovum) sedangkan pada
reproduksi aseksual, keturunan yang terbentuk tanpa proses pembuahan (KIMBALL 1994).
Ikan merupakan salah satu makhluk yang secara umum
bereproduksi secara seksual, dalam proses reproduksinya, ikan mempunyai tingkah
laku dan tata cara yang berbeda-beda, mulai dari tingkah laku meminang dan
kawin, memijah, sampai penjagaan terhadap anak-anaknya. Pada tulisan ini, diuraikan
mengenai tingkah laku reproduksi ikan tersebut. Pola Reproduksi pada Ikan ,
jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk kemudian mereka harus bertemu
atau bersama-sama pada masa kawin (reproduksi) . Reproduksi seksual pada ikan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi secara internal dan reproduksi
secara eksternal.
Tingkah
Laku Meminang dan Kawin pada Ikan
Ikan mempunyai cara yang berbeda-bedadalam tingkah
laku meminang (courrship) dan tingkah laku kawinnya (Mating).
Dalam tingkah laku tersebut, ikan jantan dan betina dewasa sama-sama melepaskan
sperma dan telur melalui bermacam cara agar terjadi pembuahan dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Selain dapat memberikan ketepatan waktu dalam
pelepasan sperma dan telur agar pembuahan dapat berhasil baik, tingkah laku meminang
juga dapat menjamin dua individu yang berpasangan tersebut berasal dari jenis yang
sama. Individu jantan dari setiap jenis ikan
mempunyai tanda-tanda atau sinyal tersendiri yang hanya dimengerti oleh betina dari
jenisnya. Begitu pula ikan betina mempunyai
sinyal-sinyal khusus yang hanya dimengerti oleh individu jantannya (PATENT 1976).
Di alam sangat jarang terjadi perkawinan antar dua jenis
ikan yang berbeda (Crossbreed). Andai pun terjadi, embrio yang dihasilkan
biasanyatidak berkembang dengan baik. Walaupun dapat tumbuh hingga dewasa, individu
tersebut biasanya menjadi individu steril (mandul) dan tidak dapat oduksi.
Apabila seekor individu ikan membuat kesalahan dengan melakukan perkawinan
dengan individu dari jenis lain,spemanya hanya akan terbuang percuma. Oleh
karena itu, jenis-jenisyang hidup bersama di dalam lingkup yang sama, mempunyai
tingkah laku inang dan tingkah laku kawin yang berbeda-beda, sehingga mereka
hanya dapat melakukan perkawinan dengan pasangan dari yang sama (PATENT 1976).
Biasanya individu jantan berperan aktif dalam tahap pinangan daripada individu betina. jantan harus dapat meyakinkan iduk betina
untuk dapat berpasangan dengannya, agar
betina tersebut dapat bekerja hingga proses pembuahan dapat berhasil. Pada
ikan-ikan karang, ikan jantan umunmya mempunyai warna yang mencolok dan lebih
cerah daripada ikan betina. Selain untuk menarik perhatian ikan betina, warna yang cerah pada ikan-ikan
betina juga dapat memberikan kesempatan ikan jantan tersebut untuk mengenalinya,
karna umumnya ikan-ikan betina memiliki warna yang kusam dan corak tubuh kurang
menarik (PATENT 1976). Ikanjantan juga biasanya bergerak aktif dan jantan
seperti menari di sekitar ikan betina dapat menarik perhatiannya.umumnya
ikan-ikan jantan dari Pomacanthidae
memiliki tingkah laku, dengan cara berenang ke arah permukaan lalu turun
kembali sambil melakukan gerakan-gerakan tertentu untu menarik perhatian ikan betinanya.Semasa
musim kawin, ikan-ikan jantan biasanya memrubah dirinya dengan warna yang lebih
terang seperti merah,atau hitam (PATENT 1976). Tingkah laku ini dapat
memberikan pesan-pesan tertentu, antara lain adalah memberi tanda- tanda pada
betina bahwa jantan tersebut telah siap untuk kawin. Hal ini menandakan pula
pada ikan jantan lain bahwa ikan jantan tersebut telah siap
untuk mempertahankan wilayahnya ,
karena umumnya ikan-ikan jantan tersebut mulai membuat sarang pada musim kawin.
Biasanya ikan-ikan yang bergerak lincah mempunyai warna tubuh yang cerah.
Sedangkan ikan-ikan yang cenderung diam, atau pun yang berbentuk menakutkan,
mempunyai warna yang cenderung pucat. Selain warna, pada jenis ikan lain yang
siap kawin mempunyai tanda-tanda khusus, seperti bagian perut yang membengkak pada ikan betina karena penuh
berisi telur, yang juga dapat menarik minat ikan jantan. Jantan dan betina
kadang juga mempunyai bentuk yang berbeda. Selain itu, tingkah laku ikan juga
dapat membedakan jenis kelamin dan tingkat kedewasaannya. Ikan betina yang siap
kawin mempunyai tingkah
laku yang berbeda dengan ikan jantan ataupun ikan betina yang belum dewasa.
Sebagai contoh adalah tingkah laku menggerak-gerakan sirip yang dapat menunjukkan’selera~ikan
tersebut. Pada ikan - ikan yang bergerak
lincah, ketika musim kawin cenderung untuk membentangkan sirip mereka
lebar-lebar, sebagai cara untuk berkomunikasi dengan yang lainnya (PATENT 1976).
Tingkah laku meminang dan penjagaan wilayah secara detail berbeda-beda dari
tiap jenis ikan teleosteik. Tapi secam
umum mempunyai cara yang sama, ,yaitu
umummya ikan jantan menentukan wilayah tertentu sebagai sarang dan daerah
kekuasaannya selama masa
reproduksi. Fungsi sarang tersebut antara lain adalah mempermudah ikan
betinanya menemukan pasangannya dengan mendatangi daerah kekuasan ikan jantan
tersebut. Daerah kekuasaan ikan merupakan tempat perlindungan yang aman bagi
betina untuk meletakkan telur-telurya dan juga untuk membesarkan anak-anaknya .
Di daerah kekuasaan tersebut, jantan cenderung mempertahankannya dari ikan
jantan lain atau pun jenis yang lain. Apabila
ada ikan jantan lain berenang mendekat, maka ikan tersebut akan menyerangnya.
Ada yang menggunakan lengan menghampiri ikan yang selagi dengan mulut yang terbuka lebar sambil
membentangkan sirip-siripnya ber tujuan untuk menakut-nakutinya. Biasanya ikan
pendatang akan pergi, tetapi
apabila tidak maka akan berkelahian baik dengan menggunakan tamparan
sirip-siripnya, atau pun menggunakan ekornya. Umum nya jantan yang menjaga
sarangnya selalu dalam
perkelahian, sehingga proses perkawinan dapat berlangsung tanpa ada gangguan. Ikan-ikan yang hidup di daerah karang,
biasanya memiliki wilayah untuk bereproduksi dan mengembang biak . Sebagai
contoh adalah ikan-ikan (Amphiprion spp.) dan ikan Sersan (A budefdf sp.).
Ikan Anemon atau jiru merupakan ikan yang hidup bersimbiosis dengan anemon.
Mereka gunakan ananon sebagi tempat untuk hidup dan berkembang biak. Satu anemone
kadang dijadikan sebagai tempat bagi hanya sepasang ikan anemon.
Pada ikan Sersan mayor , selama kawin mereka
bergerak keluar batas karang. Di sana mereka berenang ketepian terumbu karang dengan
arah yang berlawanan. ikan-ikan jantan bertugas mencari gua dan celah karang, untuk kemudian memisahkan diri dari
gerombolannya. Apabila jantan telahh menemukan tempat yang untuk
dijadikan sarangnya, mereka menetap hingga musim kawin selesai. Secara
berangsur-angsur, beberapa ikan jantan akan berkoloni di dalam gua karang
kemudian membuat sarang masing-masing. Mereka bekerja menggali dan membersihkan
sarangnya untuk kemudian berdiam menunggu rombongan ikan dari jenisnya lewat.
Ketika gerombolan ikan Sersan mayor melintasi sarangnya, ikan-ikan jantan
tersebut bergerak aktif untuk menarik
perhatian betina. Beberapa betina kemudian mengikuti si jantan ke sarangnya, untuk kemudian meletakkan
telur-telurya d i sana. Setelah rnelepaskan telur-telurnya,
ikan betina akan pergi meninggalkan
sarang, sedangkan ikan jantan, setelah
membuahi telur-telur tersebut, tetap berada di sarang untuk menjaga telur-telur hingga menetass (Gambar 2). Ikan jantan
akan pergi meninggalkan sarangnya setelah telur- telur menetas dan membiarkan larva-larva ikan
untuk bertahan hidup sendiri (PATENT 1976).
Meskipun tingkah laku secara visual merupakan ha1
yang paling penting dalam proses pinangan, beberapa jenis ikan juga mempunyai
tingkah laku lain yang khas, seperti mengeluarkan bunyi-bunyian tertentu. Bunyi
yang dikeluarkan oleh ikan jantan biasanya merupakan tanda peringatan bagi jantan
lain yang memasuki wilayahnya, ataupun untuk menarik perhatian ikan betina.
Masa Memijah Proses memijah pada ikan berbeda- beda antar
kelompok ikan. Umumnya ikan- ikan betina meletakkan telur-telurnya di dasar perairan
untuk kemudian dibuahi oleh ikan jantan sementara ikan betina menungguinya. Pada
jenis ikan lain, ada yang memijah dengan cara berenang berdekatan secara besama-sama,
dan ada pula yang memodifikasi sirip ekorya (pada ikan jantan) untuk dilingkarkan
pada tubuh betina, untuk kemudian keduanya secara bersama-sama melepaskan
sperma dan telurr (PATENT 1976).
Banyak jenis ikan terutama yang hidup daerah tropis,
bereproduksi sepanjang masa. Tetapi,
kebanyakan jenis ikan mempunyai waktu” memijabnya sendiri-sendiri.
yang
biasa memiijabnya pada bulan punama, la pula yang memijah ketika terjadi di air
bahwa memijah pada ikan karang tropis, ,pyge inferruptus adalah berkisar
pada Mei dan Oktober, dengan suhu dan matahari sebagai faktor pembatasnya tersebut
tidak akan memijah pada suhu 22’C. Ikan-ikan dari suku Pomacanthidae pada saat
10 menit sebelum sampai 5 sesudah
terbenamnya matahari. Faktor lingkungan yang lain mengalami terjadinya pemijahan adalah :
1.
Pada daerah subtropis, pemijahan terjadi
pada musim semi dan awal panas, ketika itu makanan berlimpah tersedia waktu
yang cukup bagi larva untuk tumbuh lebih kuat sebelum dating masa dingin ”
(PATENT 1976). Induk Ikan sebagai salah
satu hewan perairan mempunyai
cara yang sangat beragam dan kadang kala
melakukan hal- ha1 yang unik melindungi telurr-telurnya. Beberapa yang hidup di perairan dangkal, menghasilkan telur yang lebih sedikit,
tetapi akan cenderung melindungi telur-telur akan dari bahaya atau pun perubahan suhu. Telur ada yang diletakkan pada tumbuhan air. Hal ini membuat telur
tersebut tahan terhadap hempasan api mempermudah bagi pemangsa untukpermukan
telur-telur tersebut. Penjagaan terhadap telur-telur tersebut indah yang mencegah mereka menjadi santapan yang
lain. Menurut KIMBALL (1994), sangat sulit hewan
akuatik yang memelihara telur- telumya setelah
dibuahi. Beberapa ikan karang ada yang menjaga telur-telurya hingga menetas,
dan tetap melindungi anaknya yang masih muda hingga mereka mampu hidup mandiri
di perairan. Pada beberapa jenis ikan kedua induk baik induk betina maupun
jantan menjaga telur dan anak anaknya yang masih muda. Sedangkan pada ikan-ikan
gobi (suk” Gobiidae), hanya ikan jantan yang menjaga sarangnya yang berisi
telur dari pemangsa. Ikan pari duri jantan membuat sarang dan menjaga serta memberi pada telur yang
diletakkan di dalamnya. Secara khas jenis ini menghasilkan telur dalam jumlah yang
tidak begitu banyak (KIMBALL 1994).
Beberapa jenis ikan sembilang betina bertingkah
seperti mengerami telur-telurnya, mereka menutupi telur-telur tersebut dengan
penutupnya hingga menetas. Sedangkan cara berbeda
dilakukan ikan salmon yang bermigrasi ke perairan tawar (sungai) dengan kencang, dimana terdapat sedikit pemangsa
yang hidup disana, untuk kemudian menguburkan
telur-telumya di dasar pasir sebagai tindakan penjagaan (PATENT 1976).
Ada pula yang melakukan penjagaan terhadap telur dan
anak-anaknya yang masih muda dengan menyimpan di dalamm mulutya (Mouth-bvxxfers).
Ikan induk, biasanya betina, meletakkan telur-telurya di dalam mulut sampai
saat menetas dan tetap menjaganya. Walaupun telah menetas, ikan- ikan kecil
tersebut tetap menjadikan mulut induknya sebagai tempat perlindungan sampai mereka cukup kuat dan mampu mempertahankan
diri sendiri. Contoh ikan dengan tingkah laku seperti ini terdapat pada ikan-ikan
suku Apogonidae dan beberapa jenis
ikan karang yang biasa hidup di lubang –lubang atau” gua karang. Selain sebagai
tempat perlindungan telur atau anak-anak ikan dari musuh-musuhnya, mulut induk
ikan juga berperan sebagai
wadah inkubasi yang baik bagi telur- telur ikan.
0 komentar:
Posting Komentar